Ahad 04 Januari 2024, Pesantren Anwarul Qur’an Kota Palu kembali melaksanakan kegiatan rutinan mingguan, yaitu beda artikel. Tema yang yang dibahas pada diskusi kali ini adalah ekopsikologi, tema yang cukup aktual dan menarik untuk didiskusikan. Ada empat santri yang menjadi pemateri, dua diantaranya adalah santri salafiyyah (setara SMA), duanya lagi santri mahasiswa. Masing-masing membahas isu utama yaitu ekopsikologi dengan pendekatan yang berbeda-beda. Ada yang memaparkan dengan pendekatan agama, ada juga mengurai dengan pendekatan medis. Lainnya melihat keharmonisan antara agama dan sains dalam konteks ekopsikologi.
Ekopsikologi menawarkan kesempatan bagus untuk mengeksplorasi bagaimana manusia ingin hidup di dunia ini sebagai manusia yang berwujud. Ekopsikologi mengakui bahwa manusia dibentuk dan dibentuk oleh sesuatu yang lebih dari sekedar dunia manusia. Banyak masyarakat manusia yang memisahkan diri dari alam, sehingga menciptakan kesenjangan buatan. Hal ini menguras kegembiraan alami dan spontanitas yang dirasakan manusia selama berada di dunia. Hal ini juga menumpulkan indra kita. Para ekopsikolog percaya bahwa ketika dunia manusia semakin musnah, kita merasakan kesedihan yang mendalam namun sering kali tidak kita sadari atas kehilangan yang kita hadapi.
Ekopsikologi berasal dari dua kata yaitu ekologi dan psikologi. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik manusia dengan lingkungannya. Sedangkan psikologi adalah salah satu bidang ilmu yang mempelajari tentang perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia melalui prosedur ilmiah. Selain ekopsikologi, ada istilah lain yang sering dikaitkan antara alam dan psikologi yaitu Psikologi Lingkungan. Ustadzah Jusmiati mengungkapkan bahwa psikologi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungan fisik, baik lingkungan alami maupun lingkungan fisik buatan manusia.
Hal yang membedakan psikologi lingkungan dengan ekopsikologi menurut Ustadzah Jusmiati adalah ekopsikologi memfokuskan studinya pada interaksi timbal balik atau hubungan interdependensi antara perilaku manusia dengan lingkungan fisik yang alami. Sedangkan psikologi lingkungan merupakan studi terhadap pengaruh lingkungan fisik baik alami maupun non alami terhadap perilaku psikologis manusia.
Tujuan utama dari ekopsikologi adalah menciptakan kondisi agar manusia dapat bertindak lebih bertanggungjawab terhadap lingkungan alami sedangkan psikologi lingkungan lebih umum antara lain untuk memahami bagaimana lingkungan mempengaruhi perilaku manuasia secara umum.
KH. Aliasyadi cenderung menggunakan pendekatan spasial ketika menjelaskan perbedaan psikologi lingkungan dan ekopsikologi agar definisi yang disampaikan itu lebih dekat dengan kehidupan santri. Beliau memulai dengan memberikan contoh. “Kenapa ada santri yang memiliki kelakuan unik (nakal)?. Ternyata dikampungnya banyak orang-orang nakal dan ternyata dia tidak diawasi oleh orang tuanya, sehingga pengaruh lingkungan nakal tadi secara tidak langsung mempengaruhi psikologis santri. maka inilah yang disebut sebagai psikologi lingkungan”. Jadi psikologi lingkungan lanjut KH. Aliasyadi bukan bertujuan untuk mengobati, hanya untuk mendeteksi penyebab kelakuan seseorang itu disebabkan oleh lingkungan. Sedangkan ekopsikologi lebih kepada bagaimana menyehatkan, mengobati jiwa manusia melalui alam tegas beliau dalam memberikan penguatan kepada santri.
Ekopsikologi pertama kali muncul sekitaran abad 20-an dicetuskan oleh Theodore Roszak pada tahun 1992 dalam bukunya “The Voice of the Earth”. Sebagai bentuk kritik Roszak terhadap psikologi yang terlalu fokus pada individu dan mengabaikan hubungan manusia dengan alam.
Pada tahun 1960 Roszak melihat bahwa kehidupan manusia ini sudah megalami perubahan dari manusia alami menjadi manusia teknokrasi. Artinya kita awalnya adalah manusia yang bergantung dan hidup bersama alam dan kemudian bergantung kepada teknologi. Sedangkan Indra Gunawan (santri pembeda artikel dengan tema “Ecopsychology dalam pandangan Agama Islam”) mengemukakan bahwa ekopsikologimuncul dengan latar belakang perubahan sosial masyarakat yang telah mengalami pembatasan interaksi. Kalaupun ada interaksi dengan alam semuanya mengarah kepada interaksi negatif ungkapnya. Dimana keadaan alam semakin memburuk akibat ulah manusia dan rasa peduli dan cinta terhadap alam semakin berkurang.
KH. Aliasyadi memberikan contoh kehidupan dulu dan sekarang. Kalau dulu aktivitas orang tua kita itu sangat alami. Mulai dari aktifitas memasak, bermain, rekreasi, desain rumah dll semuanya memanfaatkan failitas alam. Dulu kata beliau, ketika bermain kuda-kudaan itu menggunakan fasilitas alam berupa daun pisang yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah mainan yang menyenangkan. Ketika merasa bosan dengan permainan itu, maka masih ada alternatif lain yaitu pergi ke sungai untuk rekreasi. Disana dia bisa melompat dan berenang dengan riang gembira sambil menikmati jernihnya air. Maka mulai dari pekerjaan, makanan, permainan termasuk tempat rekreasi semuanya serba alami. Sekarang kehidupan sosial masyarakat sudah bergeser dan mengalami perubahan dari natural ke artifisial.
Perubahan kehidupan sosial inilah yang kemudian dikritik oleh Roszak dikarenakan manusia terlalu menutup diri dengan alam. Hal tersebut bersambut dengan adanya beberapa praktisi yang mulai mengembangkan ekopsikologi, termasuk G.A. Brdshow dan Mary Watkins. Kedua ilmuan tersebut percaya bahwa kesehatan psikologis manusia tidak dipisahkan dari kesehatan lingkungan.
Dari situ konsep ekopsikologi ini kemudian banyak diminati dan diterapkan diberbagai tempat, seperti model Green Hospital, Green House, dan Adnan Nugraha (santri pembeda artikel dengan tema “penerapan ekopsikologi untuk anak penderita kanker biofilia desain”) menambahkan Biofilia Desain dengan menawarkan tiga konsep yaitu Nature in the space, Nature Nalogues dan Nature of space.
Termasuk lanjut Adnan Pesantren Anwarul Qur’an Kota Palu mendesain bangunannya dengan desain ekopsikologi. Seperti bangunan masjid, kelas, perpustakaan, asrama serta lingkungan pesantren semuanya berbasis ekologi. Terkait dengan desain pesantren, KH. Aliasyadi menguatkan bahwa kesemuanya itu kita rancang karena memang kita berusaha menerapkan konsep ekopsikologi. Sehingga santri akan merasah betah berada di dalam pesantren ketimbang berada di luar pesantren.
Selain Biofilia Desain, konsep ekopsikologi juga sangat membantu dalam mengurangi depresi. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Abdan Syakur (santri pembeda artikel dengan tema “Pengaruh Ruang Terbuka Hijau terhadap Psikologis Masyarakat”) mengatakan bahwa keterbukaan atau tersedianya ruang terbuka hijau memiliki pengaruh terhadap psikologis masyarakat terutama dalam mengurangi depresi di wilayah perkotaan. Ada dua cara dalam mengatasi depresi dengan menggunakan pendekatan ekopsikologi yaitu Healing Architecturem dan Healing Garden.
Selain depresi konsep ekopsikologi dapat juga membantu penyembuhan kanker pada anak. Hal ini dijelaskan oleh Adnan bahwa status kesehatan anak dapat mempengaruhi kesehatan seorang anak, salah satu satunya adalah anak dengan penyakit kroonis. Anak dengan kondisi ini akan mengalami keterlambatan perkembangan baik fiisk dan mental, terutama anak dengan kanker. Maka penerapan ekopsikologi dengan prinsip biofilia pada lingkungan tumbuh kembang anak penderita kanker yang diterapkan pada ruang maupun elemen-elemen yang berada disekitarnya dapat menghubungkan antara anak-anak penderita kanker dan alam secara tidak langsung.
Terkait dengan konsep ekopsikologi dalam proses penyembuhan KH. Aliasyadi mempunyai harapan besar kedepannya jikalau ada santri Anwarul Qur’an menjadi pengusaha dan membangun rumah sakit dengan menggunakan konsep ekopsikologi. Beliau kemudian menutup dan mengakhiri dengan mendoakan santri-santrinya agar menjadi pengusaha sukses sehingga cita-cita tersebut dapat terwujud.
Materi tersebut disampaikan dalam kegiatan bedah artikel mingguan di Pesantren Anwarul Qur’an Kota Palu, tanggal 04 Februari 2024 oleh Indra Gunawan, Adnan Nugraha, Muh. Saidi, Abdan Syakur serta penguatan dari Para Pembina Pesantren.
konsep ekopsikologi harapan u manusia mendatang